Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LAPORAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN - PERSIAPAN LAHAN


I.     PERSIAPAN LAHAN
A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Lahan pertanian adalah lahan yang ditujukan atau cocok untuk dijadikan lahan usaha tani untuk memproduksi tanaman pertanian maupun hewan ternak. Lahan pertanian merupakan salah satu sumber daya utama pada usaha pertanian. Klasifikasi lahan pertanian yang digunakan oleh FAO membagi lahan pertanian menjadi beberapa jenis yakni 1) Lahan garapan: lahan yang ditanami tanaman setahun seperti serealia, kapas, kentang, sayuran, dan sebagainya termasuk "lahan tidur" yang mampu digarap namun sedang tidak digarap, 2) Lahan tanaman permanen: lahan yang ditanami pohon buah atau kacang pohon, 3) Lahan penggembalaan: lahan yang digunakan untuk penggembalaan hewan. Lahan garapan dan lahan tanaman permanen dapat disebut sebagai "lahan budidaya". Sedangkan lahan usaha tani merujuk pada lahan yang tidak hanya digunakan untuk budi daya tanaman saja, namun juga mencakup struktur fisik seperti gudang pertanian dan kandang serta memiliki struktur ekonomi yang lebih rumit. Berdasarkan kemampuan irigasinya, lahan pertanian dibagi menjadi lahan teririgasi dan non-irigasi. Lahan pertanian non-irigasi dapat mencakup lahan pertanian tadah hujan dan lahan kering yang mampu ditanami.


 
Lahan-lahan tersebut sebelum ditanami suatu tanaman perlu dilakukan suatu pengolahan/ persiapan lahan. Persiapan lahan merupakan usaha peningkatan produksi, yaitu mengubah kondisi lahan (tanah) menjadi lebih cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sasarannya adalah untuk mengkondisikan lahan pertanaman agar tanaman mampu mengekspresikan potensi. Persiapan lahan pertanaman berupa penentuan lokasi penanaman pada lahan bukaan baru dan pengolahan lahan pada area pertanaman yang sudah ada. Kondisi fisik dan reaksi tanah area bukaan baru biasanya belum optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pada area pertanaman yang sudah digunakan dalam jangka waktu lama kemungkinan mengalami kemunduran kesuburan akibat menurunnya sifat-sifat fisik dan merosotnya ketersediaan unsur hara karena reaksi tanah yang buruk. Pada area pertanaman yang demikian perlu tindakan pembenahan tanah dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi tanah agar menjadi gembur sehingga pertumbuhan akar tanaman maksimal, juga dapat memperbaiki tekstur tanah, sirkulasi udara dalam tanah sehingga unsur hara dapat diambil oleh akar.

2.    Tujuan
Praktikum acara Persiapan Lahan bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pemahaman dan mampu melaksanakan persiapan lahan sebagai media tanam, sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
B.  Tinjauan Pustaka
Pertanian sangatlah penting bagi negara agraris seperti Indonesia. Mengolah tanah adalah teknik pertanian dasar yang harus dipahami agar kegiatan bercocok tanam berjalan lancar. Mengolah tanah bermakna mengelola tanah agar struktur tanah berubah menjadi gembur. Pengolahan tanah berarti membalik lapisan tanah bawah ke permukaan tanah agar ada pertukaran aliran udara, peresapan air dan memudahkan masuknya sinar matahari. Dari proses ini tanah akan menjadi gembur. Tanah yang gembur akan memudahkan akar tanaman masuk ke dalam tanah dan menyerap unsur hara (Ahira 2012).
Pengolahan tanah merupakan salah satu kegiatan budidaya penting dalam intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi. Sistem olah tanah yang sering digunakan petani adalah olah tanah intensif, olah tanah minimum dan tanpa olah tanah. Pengolahan tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman karena dapat menciptakan struktur tanah yang remah, aerase tanah yang baik dan menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu (Ohorella 2011).
Tindakan olah tanah akan menghasilkan kondisi kegemburan tanah yang baik untuk akar dibanding tanpa olah tanah. Namun, olah tanah yang dilakukan secara intensif dapat menurunkan kualitas tanah karena porositas yang tinggi dan kemantapan agregat menurun sehingga evaporasi tinggi. Tanpa olah tanah populasi gulmanya lebih rendah dan menghasilkan kualitas tanah yang lebih baik secara fisik maupun biologi. Sedangkan pengolahan tanah akan meningkatkan populasi gulma, menurunkan ketersediaan air tanah dan meningkatkan temperatur tanah. Hal ini tetap mampu diatasi misalnya dengan pemberian mulsa (Widyasari 2012).
Pengolahan lahan tetap perlu dilakukan, terutama untuk lahan yang sebelumnya bukan lahan pertanian. Pengolahan ini dimaksudkan untuk menghilangkan pengganggu, baik yang berasal dari organisme maupun non organisme. Pengolahan lahan untuk lahan yang telah terolah tidak mutlak diperlukan. Tetapi apabila dilakukan pengolahan akan lebih baik. Beberapa hal yang dapat dilakukan saat pengolahan tanah antara lain pembersihan lahan dari sisa-sisa pepohonan, pencabutan gulma dan rumput, pencangkulan lahan dan untuk tanah yang masam dapat dilakukan pengapuran agar pH-nya meningkat juga untuk membunuh bibit penyakit dan nematoda (Warisno 2011).
Tahap-tahap persiapan lahan yang baik untuk tanaman antara lain
1) Pembajakan dan penggemburan tanah: bertujuan untuk membalik agregat tanah sehingga tanah bagian dalam terangkat ke atas, memudahkan pembersihan rumput dan memudahkan penggemburan tanah, 2) Pembuatan bedengan dan selokan: bedengan dibuat dengan tujuan untuk membuat medium tanam sedangkan selokan bertujuan untuk membuat saluran pemasukan air dan saluran pembuangan air, 3) Pengapuran: bertujuan untuk meningkatkan pH dalam tanah, biasanya dilakukan pada tanah yang masam. Setiap tanaman memiliki kisaran pH tanah yang dikehendaki untuk dapat tumbuh dan berkembang sempurna, 4) Pemberian pupuk: bertujuan untuk memenuhi unsur hara yang diperlukan tanaman (Samadi 2000).
C.  Metodologi Praktikum
1.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum persiapan lahan dilakukan pada hari Sabtu, 8 Maret 2014. Berlokasi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret tepatnya di Jumantono, Karanganyar.
2.    Alat dan Bahan
a.    Alat
1)   Cangkul
2)   Cetok
3)   Patok
4)   Tali
5)   Papan nama
b.    Bahan
1)   Tanah
2)   Pupuk kandang
a)    Jagung: 6 kg/ petak
b)   Kacang tanah: 5kg/ petak
3.    Cara Kerja
a.    Mengolah tanah dengan cangkul dan cethok dengan cara membolak-balikkan tanah
b.    Membuat petakan yang diberi nama perlakuan tanaman
c.    Mencabuti gulma yang ada di petakan
d.   Menabur pupuk
e.    Menyiram tanah dengan sedikit air setelah tanah selesai diolah
D.  Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1.    Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Kondisi Lahan Sebelum Diolah dan Sesudah Diolah
No.
Pengamatan
Tanah sebelum diolah
Tanah setelah diolah
1.
2.
3.
4.
5.
  6.
Hama
Gulma
Struktur tanah
Tekstur tanah
Partikel tanah
Jenis tanah
Jangkrik, rayap, semut
Rerumputan, kacang tanah
Gumpal membulat
Lempung debuan
Kasar
Alfisol
Semut
Rerumputan
Remah
Lempung debuan
Agak lembut
Alfisol
Sumber : Logbook


2.    Pembahasan
Praktikum persiapan lahan dilaksanakan di Jumantono, Karanganyar. Praktikum ini meliputi pencabutan gulma serta penggemburan tanah. Jenis tanah yang berada di Jumantono yakni tanah alfisol. Menurut Minardi (2002) alfisol merupakan tanah yang telah berkembang dengan karakteristik profil tanah membentuk sekuen horison A/ E/ Bt/ C yang terbentuk melalui pelapukan batu gamping, batuan plutonik, bahan vulkanik atau batuan sedimen. Secara umum tanah alfisol mempunyai N total rendah, P tersedia sangat rendah dan K tersedia sedang, maka perlu penambahan unsur tersebut dalam jumlah banyak agar pertumbuhan tanaman optimal. Oleh karena itu pada saat penggemburan tanah disertakan dengan penambahan pupuk kandang. Penggemburan dan pencabutan gulma merupakan bagian dari pengolahan lahan.
Pengolahan lahan adalah proses dimana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga seperti sumber tenaga manusia, hewan dan mesin pertanian (traktor). Pengolahan lahan ini dimaksudkan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kimia, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Menurut Reijntjes (1999) pengolahan tanah berpengaruh terhadap struktur tanah, kemampuan menahan air, aerasi, kemampuan infiltrasi, suhu dan evaporasi. Pengolahan tanah akan mengurangi pembentukan panas dan memecahkan saluran-saluran kapiler dalam tanah. Lapisan yang diolah akan mengering dengan cepat, tetapi kelembaban di bawah dapat terkonservasi dengan lebih baik. Pengolahan tanah dapat menciptakan kondisi yang mendukung perkecambahan benih dan mungkin diperlukan untuk memerangi gulma dan hama tanaman yang lain atau untuk membantu mengendalikan erosi.
Melakukan pengolahan tanah dengan baik meliputi beberapa cara, yaitu selalu memelihara sifat-sifat porositas tanah dengan baik, supaya tanah dapat berpori terus dan udara dapat dengan mudah untuk masuk. Tanah juga perlu digemburkan yaitu dengan membajak atau mencangkul secara teratur agar tanah selalu subur, memelihara kehidupan mikroba tanah yang berguna supaya kesuburan tanah dapat terpelihara dan mencegah tanah dari pencemaran. Membuat bedengan atau gulutan yang digunakan untuk mengatur air agar air dapat merembes ke tempat yang ditentukan. Selain itu pengolahan juga dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam yang tepat sesuai aturan yang telah ditentukan agar tanaman dapat memperoleh makanan, sinar matahari, dan air secara merata serta tidak tergenang pada tanaman satu saja tetapi menyebar ke seluruh tanaman.
Pada saat praktikum, pengolahan lahan dan pembersihan gulma dilakukan dengan cara manual. Seperti pada data diatas, gulma yang ada antara lain rumput teki, kacang tanah dan jenis rumput lainnya dicabut hingga ke akarnya agar benar-benar hilang. Selain gulma, ditemukan juga beberapa jenis hama seperti jangkrik, semut dan rayap. Setelah melakukan pembersihan hama dan gulma, lalu penggemburan dilakukan dengan cara membolak-balikkan tanah dengan menggunakan cethok ataupun pacul agar terjadi pertukaran udara dan tanah tidak memadat. Setelah itu tanah disiram dengan sedikit air agar tanah tidak terlalu kering, lalu mulai dibuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan dan memasukkan benih jagung dan kacang tanah yang siap tanam ke dalam lubang tanam serta menutupnya dengan tanah tipis-tipis agar benih dapat tumbuh. Selain itu, juga dilakukan pembuatan bedengan dengan maksud untuk mengatur masuknya air sehingga akar jagung tidak tergenang. Meskipun telah dilakukan pembersihan gulma pada saat pengolahan tanah yang pertama, jenis gula seperti rumput masih tetap tumbuh. Hal ini dapat disebabkan karena daya adaptasi rumput yang tinggi sehingga mampu tumbuh kapan saja dan dimana saja.


E.  Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.    Pengolahan lahan perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman karena akan mempengaruhi kondisi fisika, kimia serta biologi tanah sehingga tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh.
b.    Teknik pengolahan lahan yang benar harus diterapkan agar tidak mengubah struktur maupun tekstur tanah.
c.    Sebelum diolah terdapat berbagai jenis gulma dan hama pada tanah petakan dan juga partikel tanahnya kasar, strukturnya gumpal membulat dan teksturnya lempung debuan.
d.   Setelah diolah, hama dan gulma berkurang, struktur tanah menjadi remah, dan partikel tanahnya agak lembut.
2.    Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam praktikum kali ini adalah sebaiknya coass dapat lebih mendampingi praktikan baik saat penanaman, perawatan hingga saat panen.


DAFTAR PUSTAKA
Ahira A 2012. Pengolahan Tanah Pertanian- Pengertian, Tahapan dan Teknik. http://www.anneahira.com/pengolahan-tanah-pertanian.htm. Diakses pada Rabu, 16 April 2014.
Minardi, S 2002. Kajian Komposisi Pupuk NPK terhadap Hasil Beberapa Varietas Tanaman Buncis Tegak di Tanah Alfisols. Jurnal Sains Tanah  2 (1).
Ohorella Z 2011. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai pada Sistem Olah Tanah yang Berbeda. Jurnal Agrinomika 1(2): 92-96.
Reijntjes C, Haverkort B dan Bayer AW 1999. Pertanian Masa Depan. Yogyakarta: Kanisius.
Samadi B 2000. Usaha Tani Bawang Putih. Yogyakarta: Kanisius.
Warisno, Dahana K 2011. Peluang Investasi Jabon. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Widyasari L, Sumarni T dan Ariffin 2012. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Mulsa Jerami pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai. http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/06/Jurnal.pdf. Diakses pada Rabu, 16 April 2014.



Posting Komentar untuk "LAPORAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN - PERSIAPAN LAHAN"